Thursday, July 9, 2009

Boseh ke Setu Pengasinan

photo goes nyantey tanggal 27-06-2009 dengan rute Griya Pelita-Sawangan-Pasir Putih-Setu Pengasinan
-
-
kecil-kecil pemberani
satu...dua....tig.....a
keep smile...
perlu pertolongan Pa'de???
kolong jembatan komplek

jembatan - telusur pinggir kali

komplek daerah sawangan
yup...kamu bisa
hihihi...gue tuntun aja ah...
Pa'de keren.....
ayo Fathurrrrrrrr....
hos....hos....hos...jangan pingsan dulu ah...bentar lagi kita minum...
piye tah...pegel kan...ngaso di setu pengasinan...
lama banget ya...es teh manisnya...
the setu....
the setu maning
the setu maning again
naek bebek-bebekan yuk...
istirahat langsung roko'an....
aus neeeeehhhhhhh....
hehe....dah dateng tuh es teh nya...


Boseh dari Griya Pelita-Rawa Denok-Sawangan, 23-05-2009

Bersepeda saat ini merupakan hobby sebagian orang, dari usia anak-anak sampai kakek-kakek, semua boleh bersepeda (kalo punya dan kalo bisa, ga ada yang ngelarang) dan begitupun peruntukan sepeda itu sendiri untuk semua golongan, dari golongan bawah sampai golongan atas semua boleh memiliki sepeda, sesuai dengan daya beli orang tersebut. Tak terkecuali di mana saya tinggal, beberapa teman ikut keranjingan bersepeda, demi menyalurkan hobby yang sempat tertunda, hehe.. Bahkan sebagian teman-teman menggunakan sepeda untuk sarana B2W (Boseh to Wadamelan, bahasa sunda W=P) meskipun tidak terlalu sering. Untuk anak-anak yang masih sekolah, meraka lebih banyak menggunakan sepeda jenis BMX, selain sistem kerja sepedanya yang cukup simpel, juga menyesuaikan dengan tinggi badan, tapi ada beberapa anak yang sudah mulai mencoba dan beralih ke sepeda MTB, walaupun dari tinggi badan bisa dilihat kalau mereka pada awalnya cukup kesulitan untuk mengendarainya, karena ukuran sepeda dengan ukuran/tinggi badan kita bisa berpengaruh pada handling kita dalam bersepeda.
Kami lebih sering menggunakan sepeda untuk kegiatan weekend/libur, kadang beberapa teman melakukan aktivitas bersepeda "edisi serius", biasanya sedikit lebih cepat dan jarak yang ditempuh lumayan jauh, tapi tidak jarang pula kita mengajak anak-anak balita (di BAwah LImabelas TAhun) untuk bersepeda dengan tema "edisi pemanasan", sesuai dengan temanya, tentu saja dengan suasana yang lebih santai dan jarak tempuh yang tidak terlalu menyita tenaga dan tentu saja pikiran para orang tua yang anaknya kami culik beberapa saat untuk bersepeda, hehe..
Sabtu tanggal 23-05-2009, kali ini perjalanan yang kita lalui adalah Parung Bingung-Rawa Denok-Jembatan Serong-Pasir Putih-Sawangan-kembali ke tempat asal, total jarak tempuh kur-leb 13km...pesertanya terdiri dari saya, Pa'de dan dua balita (Fathur anak kelas 5SD, Fikri anak kelas 2SD), total 4 sepeda MTB. Perjalanan dimulai dari komplek Griya Pelita lewat belakang menuju komplek Puri (Anggrek Mas??) terus keluar gerbang utama Puri dan berbelok ke kiri, di pertigaan kami mengambil jalur yang ke kanan ke arah rawa denok, perjalanan tidak terlalu istimewa kecuali sewaktu kita kami mampir di rumah neneknya Fathur, setelah disuguhi makanan dan minuman, ternyata ada warga sekitar memberi kita jambu air yang baru dipetik langsung dari pohonnya (makasih mas...udah baik, enak lagi jambunya..jadi seger pisan). Setelah beberapa saat beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju pertigaan Jembatan Serong dan langsung mengambil belokan yang ke arah kanan, dan beberapa saat kemudian perjalanan seru dimulai...
Beberapa ratus meter setelah pertigaan Jembatan Serong mulai tercium aroma kurang sedap menyengat, dan ternyata kami menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah untuk wilayah Depok, di depan kami terlihat lembah sampah yang begitu luas, entah berapa hektar luasnya. Setelah menuruni bukit sampah melalui jalanan makadam yang lumayan terjal, dan sampailah pada sebuah jembatan bambu di atas sungai pesangrahan yang menghubungkan daerah jembatan serong-rawa denok dengan daerah pasir putih, mengingat kami yang nanti akan bertanggung jawab atas keselamatan bocah-bocah teman bersepeda kami, setelah menyebrangkan sepeda, saya dan Pa'de kembali untuk menyebrangkan sepeda bocah-bocah itu.
Perjalanan selanjutnya memasuki beberapa area persawahan, kebun jambu dan sebuah tanjakan yang dengan kemiringan yang sangat curam memaksa kami menuntun sepeda. setelah menintun sepeda kur-leb 10menit, akhirnya kami keluar dari area kebun tersebut menuju jalan raya, hanya berdasarkan filing, tanpa navigasi peta apalagi kompas, kami memutuskan untuk mengambil jalan lurus dari perkebunan tadi, beberapa saat kemudian di perempatan terlihat sebuah bangunan yang tidak terlalu besar bertuliskan Pos Polisi (polsek??) Pasir Putih. Karena hari waktu sudah semakin sore kami tidak berusaha untuk mencari jalan alternative lagi, tapi tujuan kami adalah pulang ke rumah sebelum waktu maghrib, maka kami berbelok ke kanan menuju daerah Sawangan Permai, pemandangan yang lumayan sejuk di sepanjang jalan tersebut, sebelah kiri sudah dipadati rumah-rumah penduduk, sementara di sepanjang jalan sebelah kanan terlihat pohon-pohon, kebun-kebun dan lembah yang semua menuju dataran rendah kali pesanggrahan, sebelum keluar komplek Sawangan Permai, kami mencoba trek shortcut melewati jalan kampung yang pernah saya coba, sembari mendatangi rumah seseorang yang saya kenal yang mempunyai kebun jambu (hehe, tau kan maksudnya), tapi nampaknya keberuntungan lagi tidak berfihak, rumah orang yang saya kenal terlihat sepi, nampaknya tidak ada orang sama sekali, wah gagal deh minta jambunya, hahaha...lanjut kitaaaaa, pulang...
setelah memasuki sedikit area perkebunan dan sawah, akhirnya kami sampai di depan gerbang utama Sawangan Permai dana langsung ambil arah kanan jalan raya Muhtar menuju daerah parung bingung di mana kami tinggal, waduh...ternyata kami sampai rumah 10menit setelah adzan magrib...
win, griya pelita, D3 no7