Wednesday, October 21, 2009

Thursday, October 8, 2009

griyapelitathecomplex.blogspot.com

no longer exist, it has been deleted !!!

Wednesday, October 7, 2009

Making of D3/7 house - about 4 years ago

at
Griya Pelita - the rawa's complex
Rangkapan Jaya Baru
Pancoran Mas
Depok

One day di sebuah Empang

Kegiatan sewaktu masih punya ikan (gurame's dan bawal's di empang milik orang, setelah beberapa bulan ternyata jumlah ikannya berkurang, langsung aja diburu tanpa sisa...daripada habis terus...sebagian dijual lagi...sebagian dibagi'in...bagi-bagi rezeki lah...

setelah airnya dikuras, perburuan dimulai...
krrr...krrr...krrrrr.....ckckck...
sepi ya.....yang rame malah yang pada nonton....
sabar...sabar...
wuofff....wuoffff....ikannya ga bisa nafas...ikutan bantai ya oom...
mayan lah sedikit juga....
sepi rek....















dicari...orang yang punya kelebihan empang...buat saya isi ikan...hehe..

Monday, October 5, 2009

Taman Hutan Raya Ir H Djuanda

    Kembali dalam ingatan beberapa (puluh??) tahun ke belakang, sekitar tahun 85-90 saya sering diajak para senior di kampung saya (baca:orang yang lebih tua) untuk jalan-jalan ke kawasan Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda a.k.a Dago Pakar Bandung. Mengingat tempat tinggal saya yang berada di salah satu kampung (Cikondang/Bojong, kurang lebih 10km) yang mempunyai akses menuju Dago Pakar, kami bisa melakukan acara jalan-jalan ke Dago Pakar 1 bulan sekali, full jalan kaki karena mulai dari tempat tinggal sampai Dago Pakar belum terjamah kendaraan angkutan umum dan motor masih merupakan mahluk langka pada saat itu, lumayan bikin pegel buat ukuran anak SD pada waktu itu, bisa menghabiskan waktu sekitar 3-4 jam untuk satu kali perjalanan (pertanyaan muncul, maukah anak-anak sekarang melakukan perjalanan sejauh itu?), dan yang lucunya kita paling lama menghabiskan waktu 2-3 jam di TaHuRa tersebut, setelah berjalan-jalan di area taman, mengunjungi area wisata goa Jepang dan goa Belanda (ing : cave), istirahat sambil menghabiskan perbekalan makanan, kadang ada yang bawa tape compo (kaya rapper2 gitu) kita setel musik adu kenceng sama wisatawan yang lain, hehe..., setelah itu pulang lagi deh...stardar banget ya, dan maklum waktu itu belum ada mall-mall ataupun plaza-plaza...Seiring dengan perkembangan jaman, angkutan umum sudah bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar, sekarang jarang sekali ditemui iring-iringan pejalan kaki yang berniat wisata ke Dago Pakar, untuk jalan-jalan ke arah Dago orang lebih memilih sarana angkutan umum daripada berjalan kaki. saya pun melakukan hal yang sama, untuk menuju ke arah sana, dari depan gang di mana saya tinggal cukup dengan menyetop angkutan umum yang langsung menuju arah Dago. Angkutan umum berhenti di daerah Dago Pakar Barat, saya melanjutkan dengan berjalan kaki melewati perkampungan penduduk sekitar yang merupakan jalan shortcut menuju lokasi kurang lebih 20 menit sampai pintu masuk. Setelah membayar tiket masuk dan wow...btw, ternyata sekarang lokasi wisata ini sudah menggunakan brosur sebagai bentuk dari promosi (norak deh gue..hehe), saya melewati sungai kecil sampai akhirnya masuk ke kawasan Taman Hutan Raya. Tidak banyak orang yang dijumpai mengingat saya berkunjung dihari sabtu, waktu itu jam menunjukan pukul 7 pagi dan bukan hari libur pula. Ternyata pemandangan alamnya ternyata tidak jauh beda dengan suasana terakhir saya singgahi, masih terlihat asri, hanya mungkin jadi terlihat rapih karena terdapat beberapa perbaikan dan bangunan baru.
Cahaya matahari menelusup diantara tinggi dan rindangnya pepohonan dan menghangatkan udara pagi yang masih sangat dingin, masih tercium bau alam yang sangat segar, bau dedaunan yang khas, kesegaran yang terasa membuat saya melupakan hiruk pikuk kota dimana saya bekerja, tidak ada kepulan asap knalpot, bunyi klakson, raunganbisingnya saat itu (ya Alloh, jadikanlah kami orang-orang yang selalu bersyukur atas segala rezeki dan nikmat yang Engkau limpahkan, bukan sebagai perusak di muka bumi ini).

Saya sempatkan mampir di warung ibu tua untuk membeli minuman dan mencoba jagung bakarnya, enak banget (makasih bu), perjalanan saya lanjutkan menuju Goa Belanda, saya sengaja tidak memasuki Goa tersebut yang merupakan jalan pintas menuju ke Maribaya, tapi saya melakukan perjalanan memutar melalui lereng bukit yang cukup seram, sebelah kiri jalan adalah jurang yang saya tidak tahu berapa kedalamannya, sedangkan sebelah kanan adalah dinding tebing batu yang sangat tinggi, perjalanan yang membuat hati berdegup dan cukup membuat nyali ciut karena pada saat itu hanya saya sendiri yang berjalan melewati jalan tersebut, sepi di antara jurang dan tebing, semak dan pohon yang rindang.
goa belanda
goa belanda dari ujung yang lain
jalan memutar
sekitar 10-20 menit akhirnya saya menemukan Goa yang merupakan ujung dari Goa Belanda yang sempat saya lewati, saya meneruskan perjalanan menuju Maribaya.
goa belanda atau jepang ya...lupa euy
Perjalanan dimulai, oh iya, sepertinya dulu jalanan belum diaspal dan jalanan menuju Maribaya belum terpasang paving block (taun segitu mungkin paving block belum dikenal, hahaha). Saya berniat melakukan perjalanan dari TaHuRa Ir. H Djuanda mengikuti jogging track menuju Air Terjun Maribaya.
Di sepanjang perjalanan saya bertemu beberapa orang yang baru turun dari Maribaya menuju Dago Pakar, mereka adalah orang-orang yang memanfaatkan jogging track tersebut untuk berolah raga lari pagi, biasanya mereka di drop oleh mobil di Maribaya dan dijemput di Dago Pakar, para pengguna track tersebut lebih banyak rombongan-rombongan atau keluarga dari etnis Tionghoa, dan banyak orang-orang yang sudah berumur (manula), dari percakapan mereka yang saya tangkap saya mengetahui kalau mereka sering mengunjungi daerah TaHuRa hanya untuk jalan-jalan (baca : olahraga), mengingat tingkat polusinya yang masih sedikit, mereka rela jauh-jauh mendatangi daerah tersebut hanya sekedar untuk berolah raga...
Dan di tengah perjalanan saya bertemu juga dengan rombongan dari beberapa orang mengendarai sepeda gunung (MTB) dari arah Maribaya turun menuju Taman Hutan Raya, nampaknya track ini menjadi salah satu track yang lumayan enak untuk para MTB'er yang berada di Bandung.
jalanan yang tertutup longsor dari tebing setelah malam sebelumnya diguyur hujan.
hutan indah
waw....
lembah yang menjadi alur sungai
perjalanan makin menanjak, sepi banget...
view pegunungan di daerah lembang...yihhaaaaa...
akhirnya sampai di area air terjun maribaya (curug omas??)
lihat dari dekat...
end
++++++++++++++++++++++++
Nulis sambil dengerin Force of Nature (P e a r l J a m - b a c k s p a c e r 2009)